Pages

Sabtu, 13 Agustus 2016

SENIWAN SENEWEN



Kreatifitas seeloknya jangan melanggar batas,
Seni itu bukan seenaknya sendiri,
Berkarya jangan sampai membuat bahaya.

Kreatifitas, seni dan karya merupakan kata-kata yang berkaitan erat. Keeratan mereka dapat diibaratkan seperti indomie dan anak kos. Walaupun mereka merupakan entitas yang berbeda namun keberadaan mereka sudah dimaklumi sebagai entitas yang saling berkaitan.

Seni adalah pondasi dasarnya, kreatifitas adalah prosesnya, dan karya adalah produknya. Dengan karya seni orang dapat tertawa dan menangis. Dengan seni orang dapat mencintai dan membenci. Dengan karya seni orang dapat like dan follower. Tapi tetap tentu saja tujuan utama seni adalah ungkapan hati.

Dalam dunia yang sekarang dikuasai oleh media sosial ini, seni dapat berkembang dengan sangat pesat. Semua orang dapat membuat galerinya sendiri di media sosial. Semua orang dapat belajar apapun di media sosial, termasuk belajar nyeni. Semua orang dapat melakukan hampir apapun di media sosial sekarang ini. Sebut saja dapat berdoa, makan, jalan-jalan, cari uang, cari jodoh dan tentu saja berkarya seni.

Karena hal tersebut seni dapat berkembang luas dan tersebar luas. Saking luasnya, kerabat dari seni yaitu kebudayaan semakin tercampur aduk. Budaya dari dunia dominan yang terpisah ribuan kilometer bisa menggerus budaya minoritas dan tercampur aduk tak karuan, Walaupun sebenarnya tidak semua campur aduk itu buruk. Namun adakalanya kecampur adukan itu harus dibatasi, seperti contohnya membatasi campur sari koplo dan campurna mild.

Ketercampur adukan tersebut membuat kreatifitas hampir tanpa batas. Seni semakin seenaknya sendiri. dan karya semakin berbahaya karena banyak menerjang etika, norma dan agama. Hal ini membuat banyak orang menjadi SENIWAN SENEWEN.

Seniwan adalah padanan kata dari seniman. Senewen menurut KBBI bisa diartikan hilang akal atau agak gila. Seniwan senewen ya seniman yang senewen.

Seniwan senewen mulai banyak bertebaran di media sosial dan media nyata sekarang ini. Karyanya mulai dari meme yang membully, seni pornografi, vandalisasi dan seni berbikini. Memang sebenarnya amatlah rumit mengerti batas seni itu. Tapi banyak hal yang dapat dijadikan patokan dalam membatasi dalam berkarya seni, yang paling utama tentu saja adalah agama. Hmm tapi kali ini saya tidak ingin berdebat dan berpendapat tentang seberapa batas seni itu sendiri. Silahkan cari sendiri.

Karya dari seniwan senewen ini menurut saya cukup berbahaya terutama bagi generasi muda. Sebab media seni sangat mudah sekali mempengaruhi jiwa generasi muda. Jiwa dinamis generasi muda sangat mudah dibawa kepada kreatifitas tanpa batas ini. Hal ini perlu dibatasi mulai dari diri sendiri,

Pembatasan ini maksud saya bukanlah pembungkaman kemerdekaan dan pengekangan kebebasan. Namun lebih kepada pembatasan entropi. Dalam termodinamika istilah entropi maksudnya adalah ketidak teraturan. Memang semua materi di dunia ini cenderung entropinya naik. Entropi yang naik ini cenderung membawa sifat buruk. Begitu juga manusia, manusia memang cenderung tidak teratur. ketidakteraturan ini membawa bahaya. Nah untuk itu didunia ini ada yang namanya aturan, yang berasal dari agama, pemerintah dan lain lain. Atau yang paling dekat adalah batas dari hati nurani kita sendiri.

Untuk itu agar tidak semakin mengarah ke hal yang berbahaya seeloknya berkarya seni harus sesuai dengan aturan. Agar dunia ini semakin aman dan nyaman. Sekian


Kreatifitas seeloknya tidak melanggar batas
Kreatifitas gunakanlah dengan cerdas
Agar hasilnya tetap pantas

Seni itu bukan seenaknya sendiri
Seni itu senandung hati nurani
dengan komposisi yang sesuai porsi

Berkarya jangan sampai membuat bahaya
Berkaryalah untuk kita bahagia
Dan membuat dunia tertawa

----
Tulisan di atas hanya curahan pikiran yang tiba-tiba muncul di kepala saya. Jangan terlalu serius membacanya. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung. Saya sebenarnya tidak pantas menulis ini karena saya tidak mendalami seni. Tapi sekali lagi ini hanyalah ungkapan hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar