Pages

Rabu, 18 November 2015

Penggolongan Jomblo bila diibaratkan Anak Sekolah

Cinta memang sebuah hal yang sangat rumit. Saking rumitnya, tak ada satupun profesor di dunia yang mampu memformulasikan bagaimana cinta itu terjadi. Profesor yang ahli kalkulus pun paling hanya mampu menggambarkan cinta sebagai sebuah grafik 3 axis melalui sebuah persamaan linier tiga variabel berorde tiga. Mereka tak akan mampu memikirkan bagaimana dua orang sejoli bisa memiliki kerinduan yang nyaris asimptotik menuju tak hingga akibat cinta. Mereka juga tak bisa menjelaskan bagaimana seorang jomblo ngenes hampir bunuh diri karena kebahagiaan cintanya hampir limit mendekati nol.

Seorang Profesor di bidang fisika juga cuma bisa berdecak kagum ketika ternyata kekuatan cinta bisa melebihi kekuatan gravitasi. Semua teori fisika tak akan mampu mengungguli kehebatan teori manusia ketika dirinya dipenuhi cinta. Bahkan teori relativitas Einstein pun tak ada taringnya untuk melawan relativitas waktu di kala cinta datang merindu.

Begitulah cinta, kita sebagai manusia bodoh ini haruslah berusaha mempelajari cinta apapun jalannya.  Terutama bagi para jomblo ngenes yang sekarang baru main comberan kemudian disuruh pulang emaknya sambil dijewer.

Begini langsung saja.. Kalo hubungan percintaan ini diibaratkan sekolah, kaum jomblo dapat digolongkan menjadi beberapa jenis tergantung jenjang pendidikan cintanya. Golongan pertama adalah golongan yang baru belajar di taman anak-kanak. Golongan ini biasanya dihuni oleh jomblo yang katanya milih single dulu. Mereka masih harus belajar mengeja cinta. Mereka tak pernah tahu praktek tentang cinta bagaimana. Boro-boro praktek, dalam kata cinta saja mereka masih harus mengeja dengan terbata-bata. Golongan ini biasanya tingkat kebahagiaannya masih tinggi karena mereka menganggap cinta itu hal mudah yang dapat dipelajari sambil bermain. Mereka belum pernah disakiti oleh cinta, anggapan mereka cinta itu hanyalah bahagia.

Golongan selanjutnya adalah golongan anak SD. Anak SD hanya mengerti hal yang paling dasar tentang cinta. Mereka sudah cukup pandai mengeja cinta. Mereka sudah tahu bahwa  matematika cinta itu tak cuma angka rasa tanpa makna namun mereka tahu bahwa rasa cinta itu dapat bertambah dan berkurang seiring berjalannya waktu.  Mereka masih menganggap cinta itu hal yang indah dan mudah karena yang mereka tahu hanyalah hal-hal dasar. Mereka juga belum merasakan sakitnya cinta. Mereka sudah mencoba sedikit praktek tentang cinta namun biasanya prakteknya hanya asal-asalan tanpa teori cinta yang mendalam. Lulusan SD tak akan bisa bersaing di dunia cinta, mereka akan mati menderita bila tak melanjutkan pendidikannya. Orang-orang di golongan ini adalah jomblo-jomblo kronis kuper.

Golongan ketiga adalah golongan anak SMP. Mereka sudah merasakan bagaimana sakitnya cinta lewat sedikit ujian praktek yang telah dilewatinya di akhir sekolah. Mereka baru mengetahui bahwa cinta itu rumit. Ada sastra cinta yang tak mungkin ia pahami saat itu, ada juga persamaan grafik cinta berorde 2 yang membuatnya cukup bingung. Walaupun mereka tahu tentang praktek namun mereka masih tak berani mempraktekkan ilmu cintanya ke masyarakat tujuan cintanya. Ilmunya masih sedikit, prakteknya masih nol. Contoh golongan ini menurut saya adalah Mas Agus Mulyadi sang jomblo galau. Dia tahu rumitnya cinta namun tak ada prakteknya sama sekali.

Selanjutnya adalah golongan anak SMA. SMA ini adalah masa dimana mereka harus mengarungi pahitnya ilmu cinta dan harus mencoba praktek cinta. Mereka sudah belajar tentang kerumitan aljabar cinta yang mengharuskan mereka mencari koefisien cinta melalui berbagai variabel-variabel hidup yang telah diketahuinya. Mereka juga harus berperang dengan integral dan diferensial yang selalu mengubah grafik persamaan hidupnya dengan tak tentu. Di dunia sastra cintapun sekarang mereka harus mencoba membuat sendiri sajak-sajak cintanya. Ilmu kepraktekan mereka cukup bagus. Mereka mulai mencoba mempraktekkan ilmu yang didapatnya di laboratorium cintanya, walaupun dalam prakteknya mereka sering gagal karena tak memahami ilmu cinta dengan baik. Yang masuk golongan ini adalah jomblo baru sekali putus.

Golongan puncak adalah golongan perguruan tinggi. Di sini mereka dituntut untuk tahu hakikat cinta yang sesungguhnya. Mereka mempelajari berbagai ilmu cinta dengan sangat mendalam. Integral dan diferensial cinta yang membolak-balikkan grafik hatinya adalah makanannya setiap hari. Mereka banyak melakukan riset tentang kehidupan cinta mereka sehingga mereka mampu menyimpulkan hal baru untuk mereka yakini dan ikuti dalam kehidupan cintanya di masa depan. Ilmu prakteknya harus mereka terapkan pada lingkungan cintanya dengan baik. Mereka telah berpengalaman dalam urusan praktek karena di perguruan tinggi mereka telah banyak melakukan praktikum dan riset cinta. Mereka harus mampu menerapkan ilmunya pada lingkungan sekitarnya, pada masyarakat cintanya. Banyak masyarakat yang tercerdaskan oleh ilmu dan nasihat cinta mereka. Apabila mereka merasa belum cukup, mereka akan melanjutkan riset cintanya ke jenjang S2 dan S3 agar mereka dapat menemukan teori tentang cinta mereka sendiri. Golongan ini adalah golongan jomblo kelas atas atau jomblo bermantan banyak.

Selain Golongan jenjang pendidikan di atas, sebenarnya masih ada banyak lagi golongan jomblo lainnya. Seperti golongan anak SMK dan Diploma yang lebih banyak ilmu prakteknya. Kemudian ada lagi golongan anak Akselerasi dan Fast Track yang mencoba mengambil jalan pintas dan lain sebagainya.

Yah begitulah golongan-golongan jomblo berbasis pendidikan ini. Kalo saya ditanya saya masuk golongan apa, saya akan menjawab kalo saya ini adalah golongan anak SD. Iya saya ini memang jomblo tulen kronis kuper kaku iya begitu.


Akhir kata, Pesan saya, Pendidikan itu sangat penting maka carilah istri sampai ke negeri Cina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar