Cinta memang sebuah hal yang sangat
rumit. Saking rumitnya, tak ada satupun profesor di dunia yang mampu
memformulasikan bagaimana cinta itu terjadi. Profesor yang ahli kalkulus pun
paling hanya mampu menggambarkan cinta sebagai sebuah grafik 3 axis melalui sebuah persamaan linier tiga variabel berorde tiga.
Mereka tak akan mampu memikirkan bagaimana dua orang sejoli bisa memiliki
kerinduan yang nyaris asimptotik
menuju tak hingga akibat cinta. Mereka juga tak bisa menjelaskan bagaimana
seorang jomblo ngenes hampir bunuh diri karena kebahagiaan cintanya hampir limit mendekati nol.
Seorang Profesor di bidang fisika
juga cuma bisa berdecak kagum ketika ternyata kekuatan cinta bisa melebihi
kekuatan gravitasi. Semua teori fisika tak akan mampu mengungguli kehebatan
teori manusia ketika dirinya dipenuhi cinta. Bahkan teori relativitas Einstein
pun tak ada taringnya untuk melawan relativitas waktu di kala cinta datang
merindu.
Begitulah cinta, kita sebagai
manusia bodoh ini haruslah berusaha mempelajari cinta apapun jalannya. Terutama bagi para jomblo ngenes yang sekarang
baru main comberan kemudian disuruh pulang emaknya sambil dijewer.
Begini langsung saja.. Kalo
hubungan percintaan ini diibaratkan sekolah, kaum jomblo dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis tergantung jenjang pendidikan cintanya. Golongan pertama
adalah golongan yang baru belajar di taman anak-kanak. Golongan ini biasanya
dihuni oleh jomblo yang katanya milih single dulu. Mereka masih harus belajar
mengeja cinta. Mereka tak pernah tahu praktek tentang cinta bagaimana.
Boro-boro praktek, dalam kata cinta saja mereka masih harus mengeja dengan
terbata-bata. Golongan ini biasanya tingkat kebahagiaannya masih tinggi karena
mereka menganggap cinta itu hal mudah yang dapat dipelajari sambil bermain.
Mereka belum pernah disakiti oleh cinta, anggapan mereka cinta itu hanyalah
bahagia.
Golongan selanjutnya adalah
golongan anak SD. Anak SD hanya mengerti hal yang paling dasar tentang cinta.
Mereka sudah cukup pandai mengeja cinta. Mereka sudah tahu bahwa matematika cinta itu tak cuma angka rasa tanpa
makna namun mereka tahu bahwa rasa cinta itu dapat bertambah dan berkurang
seiring berjalannya waktu. Mereka masih
menganggap cinta itu hal yang indah dan mudah karena yang mereka tahu hanyalah
hal-hal dasar. Mereka juga belum merasakan sakitnya cinta. Mereka sudah mencoba
sedikit praktek tentang cinta namun biasanya prakteknya hanya asal-asalan tanpa
teori cinta yang mendalam. Lulusan SD tak akan bisa bersaing di dunia cinta,
mereka akan mati menderita bila tak melanjutkan pendidikannya. Orang-orang di golongan
ini adalah jomblo-jomblo kronis kuper.
Golongan ketiga adalah golongan
anak SMP. Mereka sudah merasakan bagaimana sakitnya cinta lewat sedikit ujian
praktek yang telah dilewatinya di akhir sekolah. Mereka baru mengetahui bahwa
cinta itu rumit. Ada sastra cinta yang tak mungkin ia pahami saat itu, ada juga
persamaan grafik cinta berorde 2 yang membuatnya cukup bingung. Walaupun mereka
tahu tentang praktek namun mereka masih tak berani mempraktekkan ilmu cintanya
ke masyarakat tujuan cintanya. Ilmunya masih sedikit, prakteknya masih nol.
Contoh golongan ini menurut saya adalah Mas Agus Mulyadi sang jomblo galau. Dia
tahu rumitnya cinta namun tak ada prakteknya sama sekali.
Selanjutnya adalah golongan anak
SMA. SMA ini adalah masa dimana mereka harus mengarungi pahitnya ilmu cinta dan
harus mencoba praktek cinta. Mereka sudah belajar tentang kerumitan aljabar
cinta yang mengharuskan mereka mencari koefisien cinta melalui berbagai
variabel-variabel hidup yang telah diketahuinya. Mereka juga harus berperang
dengan integral dan diferensial yang selalu mengubah grafik
persamaan hidupnya dengan tak tentu. Di dunia sastra cintapun sekarang mereka
harus mencoba membuat sendiri sajak-sajak cintanya. Ilmu kepraktekan mereka
cukup bagus. Mereka mulai mencoba mempraktekkan ilmu yang didapatnya di
laboratorium cintanya, walaupun dalam prakteknya mereka sering gagal karena tak
memahami ilmu cinta dengan baik. Yang masuk golongan ini adalah jomblo baru
sekali putus.
Golongan puncak adalah golongan
perguruan tinggi. Di sini mereka dituntut untuk tahu hakikat cinta yang
sesungguhnya. Mereka mempelajari berbagai ilmu cinta dengan sangat mendalam. Integral dan diferensial cinta yang membolak-balikkan grafik hatinya adalah
makanannya setiap hari. Mereka banyak melakukan riset tentang kehidupan cinta
mereka sehingga mereka mampu menyimpulkan hal baru untuk mereka yakini dan
ikuti dalam kehidupan cintanya di masa depan. Ilmu prakteknya harus mereka
terapkan pada lingkungan cintanya dengan baik. Mereka telah berpengalaman dalam
urusan praktek karena di perguruan tinggi mereka telah banyak melakukan
praktikum dan riset cinta. Mereka harus mampu menerapkan ilmunya pada
lingkungan sekitarnya, pada masyarakat cintanya. Banyak masyarakat yang
tercerdaskan oleh ilmu dan nasihat cinta mereka. Apabila mereka merasa belum
cukup, mereka akan melanjutkan riset cintanya ke jenjang S2 dan S3 agar mereka
dapat menemukan teori tentang cinta mereka sendiri. Golongan ini adalah
golongan jomblo kelas atas atau jomblo bermantan banyak.
Selain Golongan jenjang pendidikan
di atas, sebenarnya masih ada banyak lagi golongan jomblo lainnya. Seperti
golongan anak SMK dan Diploma yang lebih banyak ilmu prakteknya. Kemudian ada
lagi golongan anak Akselerasi dan Fast Track yang mencoba mengambil jalan
pintas dan lain sebagainya.
Yah begitulah golongan-golongan
jomblo berbasis pendidikan ini. Kalo saya ditanya saya masuk golongan apa, saya
akan menjawab kalo saya ini adalah golongan anak SD. Iya saya ini memang jomblo
tulen kronis kuper kaku iya begitu.
Akhir kata, Pesan saya, Pendidikan
itu sangat penting maka carilah istri sampai ke negeri Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar