Pages

Jumat, 01 Januari 2016

Sajak Kangkung

Kangkung, daun hijau yang rasanya biasa saja namun selalu tersedia di warung sederhana dan restoran bintang lima.

Saya tidak memfavoritkan kangkung, tapi tidak juga nyirik daun hijau itu. Saya tertarik dengan kangkung karena hampir setiap hari bapak saya beli kangkung ke pasar. Bapak beli kangkung untuk makanan kelinci. Karena kelincinya banyak, maka beli kangkungnya juga banyak. Memang setiap hari menu makanan kelinci itu sama, yaitu bekatul, nasi dan kangkung. Mungkin kalau kelincinya bisa bicara, mereka akan bilang, ‘Pak, kami muak, kangkungnya jangan banyak banyak, belikan kami martabak’. Iya begitulah.

Ketakjuban saya dengan kangkung dimulai ketika waktu itu bapak saya pulang dari pasar. Dia membawa kangkung semotor penuh dan berkata, ‘kangkung sakmene akehe ki gor 10 ewu lho, sak untinge gor mangatus’ (kangkung segini banyaknya cuma 10 ribu lho, satu ikatnya hanya limaratus). Mendengar hal tersebut, hati saya langsung trenyuh, langit terlihat suram dan nasi terasa hambar. ya nasi memang rasanya hambar... Sebegitu murahkah kangkung itu??? Dapat untung berapa coba petani kangkung itu??

Kalian yang suka makan di luar tahu kan menu cah kangkung. Nah kira-kira satu ikat kangkung itu menurut saya bisa dibuat 2 porsi sedang cah kangkung. Bayangkan... satu porsi cah kangkung yang kalian makan itu kira-kira harga kangkungnya cuma 250 rupiah. Gilak gak tu..

Ketrenyuhan saya terhadap kangkung ini saya ungkapkan di instagram saya 2 hari yang lalu. dengan membandingkan sekranjang kangkung dan sebotol freshtea. Cukup ironis memang.


Tak cukup sampai disitu, setelah saya upload gambar itu di instagram, saya siangnya ngobrol lagi dengan bapak saya masalah kangkung ini. Bapak bilang kalau kangkung yang saya foto itu harganya seikat cuma 400 rupiah karena sudah agak layu. waow.. Tambahnya lagi, itu jenisnya kangkung darat, kalau kangkung air beda lagi harganya. Kangkung air yang sudah agak layu harganya cuma 300 rupiah. Ckckckc... kasihan sekali para petani kangkung ini.

Masih adakah yang lebih menyedihkan lagi? Masih.!
Ternyata harga segitu itu harga di bakul / Pedagang. Jadi harga dari petani kangkung lebih murah lagi. Saya tidak tahu berapa. Jadi ibaratnya uang yang kalo jatuh dijalan gak kalian ambil karena gengsi itu bisa dibuat cah kangkung 2 porsi.. Bayangkeun...

Kamu ada solusi gak ji? maaf gak punya solusi juga saya. Saya cuma cerita, siapa tahu ada yang bisa kasih solusi. Maafkan saya pak bu petani kangkung, saya cuma bisa cerita terus gak melakukan apapun. Saya doakan semoga para petani diberi ketabahan dan kekuatan, semoga pemerintah punya program yang bagus untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. Dan semoga saya bisa solutif.

Karena judulnya sajak kangkung maka tak benar bila isinya tak ada sajaknya. Ini sajaknya:

Sajak Kangkung

Kangkung,
Ditanam di ladang oleh orang kampung

Dimasak dengan arang dan kayu bumbung
Walau tak seenak rendang dan ingkung
Kami tetap senang makan kangkung.

Dengan kangkung,
Garda belakang masih tetap bisa mendukung

Terus berjuang tanpa ujung
Walau sering meradang dan berkabung
Sering berang dan pundung
Disuruh hengkang dari kampung
Dilempar parang pengusaha aji mumpung
Ditambah kebijakan yang kadang melengkung
Membuat kami kadang tidak untung
Hingga kami pincang mengisi lumbung
Namun kami tetap senang tak terhitung
Sambil berbincang dan main ketipung
Ketika datang sayur kangkung

-----

Kangkung,
Membuat akang ingin menikung
Tak akan hengkang sebelum janur melengkung

Walau diserang pakai jelangkung
Adu parang dengan pria jangkung
Diterjang badai mendung
Tetap kupinang adek berkrudung

----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar